Wednesday, July 23, 2008

Yulianus Pongtuluran


............... Sejak penandatanganan MoU Helsinki tahun 2005 hingga saat ini (tahun 2008), kondisi keamanan di NAD terus terganggu oleh kelompok-kelompok masyarakat yang tidak puas dengan kondisi keadaan NAD. Gangguan keamanan tersebut berasal dari organisasi mantan GAM yang tidak mendapat perhatian dari pemerintah atau dari mantan petinggi GAM yang telah duduk di pemerintahan. Dari laporan Intelejen menyebutkan bahwa intensitas latihan oleh mantan kombatan GAM akhir-akhir ini semakin meningkat begitu juga dengan lobi-lobi politik ke luar negeri semakin intensif dilakukan oleh mantan petinggi GAM baik yang duduk dalam pemerintahan maupun para pengusaha, hal ini perlu diwaspadai oleh pemerintah pusat karena dapat menjurus ke dis-integrasi bangsa. Pola perjuangan mantan GAM saat ini sudah berubah dari semula melalui perlawanan bersenjata menjadi penguatan melalui jalur diplomasi..............

3 comments:

Anonymous said...

Selamat atas terbitnya Blog Siswa Diklatpim III/2008 Dephan, sebagai "rumah baru"nya di dunia cyber, semoga dapat menjadi contoh bagi kursus kursus yang lain di Badiklat, kembangkan terus !!. Semoga Sukses....

fadhli said...

Dear P. Yulianus,

Ini tulisan yang menarik untuk dijadikan topik diskusi.
Berbicara masalah Aceh sekarang ini, merupakan suatu keberhasilan pemerintah kita dalam rangka memecahkan masalah Aceh yang bertahun2 lamanya terjadi pertumpahan darah antara rakyat aceh, Tni dan warga lainnya dan juga harta benda yang tidak ternilai harganya.
MOU Helsinki tahun 2005 merupakan tonggak bersejarah bagi bangsa kita khususnya rakyat aceh. Keberhasilan ini terjadi seperti mimpi yang tidak mungkin terjadi. Hal ini tercapai karena kedua pihak antara pemerintah Indonesia dan GAM telah menyepakati kesepakatan2 yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak .....penandatanganan ini sangat berat, sulit, tapi karena semangat ingin tetap bersatu dan saling percaya sehingga tercapailah kesepakatan itu.
Dan sekarang kita harus bisa menjaga keadaan damai yg talah ada. Pak Yulianus, kita harus percaya kepada mereka, tapi kita juga tetap mengontrol, karena disitu ada eksekutif, yudikatif dan legislatif serta media. Karena tanpa kepercayaan, tidak mungkin aceh bisa damai dan berkembang. Kalau misalnya sekarang ada tindakan2 atau gangguan2 kriminal yang dilakukan oleh mantan GAM ya itu tindakan tegas dari polisi yg harus menerapkan. Karena ini memang kesepakatan bersama yg harus dijaga. Kemudian Lobi2 politik atau pun bisnis elit2 aceh...ya gak masalah pak karena kita memang memberikan otonomi daerah ke Aceh pak, kita menggunakan Desentralisasi kita sebagai acuan mengembangkan daerah bukan Sentralisasi lagi. Karena kita sudah tahu sentralisasi tidak berhasil. Jadi daerah kita beri kesempatan untuk mengembangkan diri dan berusaha untuk membangun daerahnya. Sehingga mereka harus aktif melobi atau bekerja sama dengan negara lain untuk meningkatkan ekonominya.
Satu hal lagi Pak, Gubernur terpilih sekarang ini merupakan pilihan demokratis rakyat aceh yang harus kita hormati dan hargai. Gubernur ini dulu berasal dari calon independent, bukan dari parpol2 besar yang ada di Indonesia. Itu apa artinya, bahwa parpol2 kita tidak bisa menyerap dan tidak bisa mengerti kemauan rakyat aceh sehingga terpilihlah Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar.
Jadi kita harus memberi kepercayaan kepada mereka dan kita jaga keadaan damai yang ada dan kita juga ikut mengawasi termasuk media massa......"Selamat Membangun Nanggroe Aceh Darussalam"
Selamat bekerja pak Yulianto dan sukses...

Best

erko
http://erkoritsumeikan.wordpress.com/

Anton H Biantoro said...

Selamat untuk siswa YP, tulisannya sudah ada yang menanggapi dengan serius! Tentu kita menunggu tanggapan balik Anda. Thx.